Review Playerunknown’s Battlegrounds (PUBG): Popularitas Sepadan!

Pada saat review ini ditulis, hampir mustahil rasanya jika Anda belum pernah mendengar nama Playerunknown’s Battlegrounds sebelumnya, terlepas apakah Anda pernah mencicipinya atau tidak. Bagaimana tidak? Selama setengah tahun terakhir ini, ia memang jadi salah satu bahan pembicaraan terhangat yang pernah ada. Sebuah game yang sebenarnya tidak mengusung konsep yang bisa dibilang benar-benar revolusioner, masih berada dalam tahap Early-Access, namun terus mendapatkan perhatian dan popularitas yang tak terbendung. Banyak yang merasa bahwa fakta ia jadi salah satu game “favorit” banyak Youtuber raksasa berkontribusi signifikan untuk hal tersebut, walaupun tidak hanya itu saja alasannya. Gameplay adiktif dan solid untuk sebuah game yang belum rampung juga menjadi roda pendorong yang efektif.
Maka pelan tapi pasti, game yang juga sering disebut sebagai “PUBG” ini pun muncul sebagai raja baru di portal distribusi digital milik Valve – Steam. Mulai dari berhasil menarik perhatian puluhan juta gamer hingga menundukkan game sekelas DOTA 2 dan CS: GO sebagai game dengan angka pemain bersamaan tertinggi dengan perbedaan yang cukup tajam. Satu hal yang pantas untuk diacungi jempol adalah komitmen sang developer – Bluehole Studio untuk memastikan momentum ini tidak berhenti dan berakhir kegagalan, seperti banyak game Early Access di masa lalu yang juga sempat melewati fase yang sama. Bekerja keras dengan menyempurnakan ragam fitur dan menyuntikkan peta baru untuk dinikmati, PUBG akhirnya secara resmi lepas dari masa beta beberapa hari yang lalu. Lewat sebuah update “raksasa” berukuran 12 GB, ia akhirnya masuk versi final. Versi sama yang akhirnya membuat kami, JagatPlay, akhirnya bisa membicarakan game yang satu ini.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Playerunknown’s Battlegrounds ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game dengan popularitas sepadan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Apa itu PUBG?

Ini mungkin pertanyaan yang muncul di benak banyak gamer yang tidak merasa tertarik untuk mencicipi game racikan developer asal Korea Selatan ini, terlepas dari popularitasnya yang tidak terbendung. Secara sederhana, PUBG adalah sebuah game multiplayer kompetitif yang menjadikan “Battle-Royale” sebagai genre utama. Bagi Anda yang tidak familiar, Battle-Royale sendiri merupakan sebuah film klasik Jepang populer di tahun 2000 silam, yang diadaptasikan dari sebuah novel keluaran tahun 1999. Ia menceritakan soal sekelompok anak muda yang ditempatkan di sebuah pulau terpencil oleh pemerintah dengan satu tujuan utama – meminta mereka bertarung hingga mati satu sama lain. Masing-masing mereka mendapatkan sebuah kotak perbekalan acak berisikan senjata. Dan seiring dengan berjalannya waktu, wilayah “pertempuran” juga diperkecil untuk memastikan anak-anak remaja ini bertemu satu sama lain dan saling menghabisi. Battle-Royale menjadi sebuah seri klasik yang sepertinya tidak akan asing lagi banyak gamer yang tumbuh dewasa di tahun 2000-an.
Tentu saja, bukan Battle-Royale ini yang secara otomatis diadaptasikan oleh Bluehole Studio begitu saja. Yang mereka tawarkan di sini adalah sebuah seri game kompetitif multiplayer baru yang mengusung konsep serupa di dalam gameplay, yang percaya atau tidak merupakan sesuatu yang sudah berusaha diadaptasikan di masa lalu, namun tak pernah berhasil. PUBG memuat pertempuran 100 orang secara bersamaan di sebuah area yang besar, yang kesemuanya datang tanpa perbekalan apapun. Setiap dari mereka harus memperkuat dan mempersenjatai diri mereka dengan apapun yang mereka temukan di arena yang ada, dari sekedar panci penggorengan untuk senjata melee, body armor untuk menahan sedikit laju peluru, hingga senjata api kaliber berat. Terkadang, Anda juga bisa menemukan kendaraan air ataupun darat untuk ekstra mobilitas. Selanjutnya? Seperti versi film yang menjadi basis inspirasinya, game ini berakhir lugas. Anda “hanya” perlu bertahan hingga akhir, dan menjadi satu-satunya player yang selamat di tengah pertempuran ganas ini. Tidak banyak ada kesempatan bersembunyi hanya di satu tempat saja, karena daerah dimana Anda bisa bergerak juga akan terus diperkecil seiring dengan waktu berjalan. Yang Anda temukan adalah sebuah arena besar yang akan terus memaksa Anda untuk berhadapan dengan satu sama lain.
Terjun ke satu area dan harus bertahan hidup hingga akhir, PUBG adalah sebuah game lugas.
Anda bisa memainkannya secara solo ataupun tim (duo / squad).
Lugas, tidak ada lagi yang ditawarkan oleh PUBG selain sensasi yang satu ini. Faktor kompleksitas tentu saja akan meningkat sesuai dengan mode yang Anda pilih. Selain bermain secara Solo, Anda juga bisa bermain dalam format Duo (2 orang) dan juga Squad (4 orang), baik secara acak ataupun dengan mengundang teman dari Friend List Anda. Bermain dalam format kooperatif seperti ini memang lebih sulit, tidak hanya karena lawan Anda yang kini akan bergerak dalam format strategi tertentu saja, tetapi juga fakta bahwa Anda kini harus memikirkan lebih banyak daripada sekedar keselamatan Anda sendiri. Apakah Anda harus membagi resource? Apakah Anda harus bergerak bersama saat ini? Apakah Anda butuh mengepung tim lain di depan mata dengan menggunakan taktik tertentu? Bahkan, hal terkecil seperti dimana Anda terjun di awal pun sudah butuh koordinasi tersendiri. Memainkan mode ini bersama dengan teman yang sudah Anda kenal daripada acak memang akan membuat pengalaman bermain berakhir lebih seru dan intens.
Memainkannya dalam format tim tentu saja butuh koordinasi ekstra.
Kehadiran fitur baru seperti kemampuan melompati objek mungkin terdengar sederhana. Namun begitu di gameplay, Anda bisa melihat potensi baru yang ia hadirkan.
Setelah beberapa bulan masa Early Access, perpindahan ke versi 1.0 memang menawarkan peta dan fitur baru. Salah satu fitur teranyar yang esensial adalah kemampuan untuk melompati rintangan yang ada lewat aksi yang sederhana, setelah sebelumnya harus dilakukan secara manual. Di atas kertas, ia mungkin terdengar tidak signifikan, namun ketika bertarung di dalam arena, Anda akan bisa merasakan seberapa pentingnya fitur baru yang satu ini. Sebagai permulaan? Dengan fungsi ini, Anda kini bisa melompati jendela bangunan dan masuk ke dalam ruangan untuk alasan strategis ataupun sekedar untuk kejutan belaka. Ini membuka begitu banyak opsi alternatif yang membuat para “camper” di dalam rumah misalnya, tidak lagi bisa tinggal diam dan duduk menjaga pintu masuk / keluar saja. Perpindahan lebih konsisten dan cepat juga memungkinkan pergerakan menjadi lebih efektif.
Item yang Anda temukan memang masih bergantung pada elemen “acak”.
Maka, inilah PUBG, sebuah game multiplayer kompetitif, yang bisa dimainkan solo ataupun berkelompok, dimana Anda harus berjuang untuk bertahan hidup selama mungkin di dalam arena. Keacakan memang masih jadi sesuatu yang memainkan peran penting di sini karena Anda bisa berakhir beruntung mendapatkan rangkaian senjata dan equipment esensial ketika Anda jatuh pertama kalinya, atau berakhir sial dan tak menemukan apapun, membuat Anda tak ubahnya mangsa yang menunggu untuk diterkam. Namun kelugasan gameplay tanpa omong kosong yang ditawarkan PUBG adalah salah satu kekuatan utamanya.

Adiktif

100 orang di satu arena besar, Anda tidak akan pernah bertemu skenario pertempuran yang serupa. Membuatnya sulit terasa repetitif.
Pertanyaannya tentu saja satu, mengapa game ini bisa begitu populer? PUBG sebenarnya bukanlah game pertama yang mengaplikasikan genre battle-royale ini. Ada banyak game populer lain yang berusaha masuk ke pasar yang sama, seperti The Culling misalnya, namun berakhir tenggelam dengan cepat setelah mencapai tingkat popularitas tinggi dengan cepat. Setelah menyelaminya lewat beberapa jam gameplay yang masih belum berujung kemenangan hingga saat ini, ada beberapa hal yang menurut kami berkontribusi pada sensasi adiksi ini. Pertama? Tentu saja karena ia adalah sebuah game multiplayer yang memuat 100 orang pada saat bersamaan, di sebuah arena yang luas. Bahwa tidak hanya konsep dunia terbuka yang membuka peluang untuk begitu banyak strategi dan pergerakan saja, tetapi karena skenario pertempuran 100 orang tidak akan pernah menghasilkan satu pengalaman yang sama dari satu pertempuran ke pertempuran lainnya. Yang Anda dapatkan, seperti halnya banyak game multiplayer kompetitif yang lain, adalah sebuah game yang tidak pernah terasa sama, berapa kalipun Anda mencoba.
Bluehole Studio juga membuat game ini punya mekanisme reward yang terasa lebih berharga dibandingkan dengan hukuman yang harus Anda pikul. Satu-satunya hukuman yang harus Anda “pikul” setelah mati adalah rasa malu dan menyesal karena Anda tidak berhati-hati, itu saja. Anda bisa langsung keluar ke Lobby utama (baik solo ataupun Squad) atau menonton aksi teman Anda dan berbincang-bincang (Duo / Squad) setelah tewas. Jika Anda ingin melanjutkan langsung ke pertandingan selanjutnya yang kini didukung server untuk beragam region demi menjamin pengalaman multiplayer yang lebih cepat dan solid, Anda bisa melakukannya. Dan selama proses ini, seberapa buruk pun performa Anda, Anda tetap akan “dihadiahi” sejumlah mata uang in-game yang bisa digunakan untuk membeli lootbox yang berisikan beragam item kosmetik yang bisa digunakan. Berita baiknya? Bluehole juga cukup “murah hati” mendistribusikan lootbox tersebut.
Reward tinggi dan punishment yang minim membuat Anda akan terus kembali.
Bagaimana Anda bisa berakhir tewas? Fitur “Death Cam” akhirnya tiba di fitur 1.0 ini.
Kehadiran fitur 1.0 juga menambahkan beberapa ekstra fungsi yang memang membuat pengalaman ini kian menarik. Pertama? Adalah Death Cam. Tidak lagi harus dipusingkan lagi dengan rasa penasarn bagaimana Anda berakhir tewas dan siapa yang sebenarnya mencabut nyawa Anda, “Death Cam” akan memperlihatkan aksi tersebut dengan jelas. Untuk Anda yang ingin merekamnya misalnya, game ini juga menyediakan fitur Replay yang akan secara otomatis merekam momen terakhir Anda untuk Anda unduh.
Ia juga menawarkan cukup banyak ruang untuk memperkuat dan membenahi kemampuan Anda.
Namun di atas semua fakta tersebut, adalah perasaan bahwa Anda selalu punya ruang untuk tumbuh dan belajar dari setiap kesalahan Anda lah yang membuat Anda terus ingin kembali ke PUBG. Bahwa ada begitu banyak ruang untuk mengaplikasikan beragam strategi, belajar mengontrol jalur peluru yang Anda tembak, belajar lebih efektif untuk mengumpulkan loot di awal, belajar menentukan timing kapan harus berlari atau menunggu, atau sekedar ingin menguji peruntungan drop Anda di pertempuran selanjutnya. Dengan sistem punishment yang minim dan reward yang tinggi, tidak ada alasan untuk terus terjun kembali, kembali, dan kembali. Dan sejauh ini, ia berakhir jadi strategi yang efektif.

Desain Audio yang Fantastis

Tidak hanya jadi petunjuk, sistem audio dan keheningan yang ada membuat pengalaman bermain semakin intens.
Jika ada satu hal yang menurut kami pantas mendapatkan acungan jempol tersendiri dan seringkali gagal dibicarakan oleh banyak orang sebagai salah satu daya tarik PUBG adalah desain audio-nya yang fantastis. Seperti kebanyakan game, banyak gamer yang mungkin lebih tergoda untuk berbicara soal implementasi Unreal Engine 4 sebagai basis yang memang terasa lebih optimal di versi final – 1.0 jika dibandingkan dengan versi Early Access, misalnya. Padahal, audio memainkan peran yang begitu penting di dalam game ini.
Sebagai sebuah game multiplayer kompetitif yang mengusung sebuah arena masif tanpa clue jelas dimana lawan Anda bergerak, bersembunyi, dan beraksi, misalnya, audio menjadi satu-satunya petunjuk yang bisa Anda manfaatkan. Walaupun akurasi soal bunyi senjata mungkin masih dipertanyakan oleh beberapa gamer, namun suara-suara ini menjadi semacam penanda dan pengingat, sekaligus clue bagi Anda untuk mengambil manuver selanjutnya. Dari sekedar mendengar bunyi tembakan dan kendaran di kejauhan untuk mendapatkan gambaran soal sumber ancaman potensial, dan kemudian akan memutuskan apakah Anda harus bereaksi atau tidak, hingga sekedar suara langkah kaki dalam satu rumah yang bisa dengan jelas membantu Anda mempersiapkan diri terhadap musuh yang ada. Mendengar dan memerhatikan suara yang muncul di sepanjang permainan, akan membantu Anda bertahan hidup.
Maka darinya pula, sebuah sensasi yang jarang Anda temukan di game-game action berbasis multiplayer muncul ke permukaan. Situasi dimana keheningan akan membuat Anda mendengar lebih jelas sumber suara dan juga potensi untuk bereaksi lebih cepat, menghasilkan atmosfer ketegangan yang akan secara konsisten hadir. Anda akan secara otomatis berusaha untuk berdiri dan bergerak setenang mungkin untuk memastkan clue audio ini tidak terlewatkan atau terbaikan begitu saja, dan berujung menjadi salah satu alasan mengapa Anda kalah. Ketika keheningan itu tiba, ketika Anda bisa merasakan bagaimana dada Anda berusaha mengambl nafas seteratur mungkin demi memerhatikan potensi ancaman yang datang, ketika itu pula desain audio PUBG mencuri hati Anda.

Butuh Penyempurnaan!

Walaupun optimalisasi memang terasa lebih baik di versi final, namun PUBG butuh banyak hal untuk diperbaiki dan disempurnakan.
Tentu saja, terlepas dari semua hal yang sudah ia tawarkan di versi 1.0 satu minggu yang lalu, PUBG sendiri masih belum sempurna. Berita baiknya? Setidaknya dari beberapa update terakhir yang ditawarkan, sang developer sepertinya memahami hal tersebut. Mereka mengerti bahwa ini adalah momentum kesuksesan yang tidak boleh mereka remehkan begitu saja. Ada sebuah bola lambung yang harus mereka pertahankan di atas lapangan, mengharuskannya untuk tidak pernah menyentuh tanah, apapun yang terjadi. Terus memantau masalah, menghadirkan update untuk menambalnya, dan juga menjanjikan dukungan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang memang memperkuat gelombang optimisme, bahwa setidaknya hingga ada game battle-royale lain yang lebih fantastis di masa depan, PUBG akan bertahan untuk waktu yang sangat lama.
Sejauh ini, mereka memang melakukan tugas yang fantastis. Optimalisasi yang lebih baik terasa signifikan dibandingkan ketika di masa Early Access, lengkap dengan penyempurnaan sisi visual yang juga terlihat jauh lebih modern dan memanjakan mata, terutama dari efek tata cahaya lingkungan yang ada. Namun harus diakui, masih ada banyak masalah yang masih harus ditangani dengan serius. Walaupun kami sendiri tidak pernah bertemu secara langsung, namun laporan soal cheater dan bot terus mengemuka, mengancam keasyikan bermain para gamer yang memang sudah mendedikasikan waktu mereka untuk game yang satu ini. Tindakan aktif memang sudah dilakukan, namun belum cukup. Masalah server yang masih muncul ketika di jam-jam ramai juga bisa dimengerti, namun tidak lantas bisa diabaikan begitu saja. Mengikuti popularitas dan uang yang terus mengalir masuk, PUBG punya pekerjaan berat.
Hitbox yang masih terasa tidak konsisten jadi salah satu sumber frustrasi bagi kami.
Namun bagi kami pribadi, jika harus memilih satu hal yang masih mengganggu jalannya permainan adalah masalah hitbox yang sepertinya masih belum bisa dibilang konsisten. Bahwa memperhitungkan physics dan jarak sekalipun, peluru yang keluar dari moncong senjata Anda bisa berakhir tidak menghasilkan damage apapun tanpa alasan yang jelas. Padahal Anda sudah jelas menempatkan target ini dibalik bidik senjata Anda dengan lusinan peluru yang meluncur dalam hitungan sepersekian detik. Terkadang menemukan mereka selamat dan justru berbalik membunuh Anda adalah pengalaman yang cukup menyebalkan. Kebutuhan untuk menyederhanakan user-interface untuk pengaturan inventory yang lebih cepat juga dibutuhkan, mengingat beragam situasi menuntut Anda untuk bereaksi dan beraksi efektif dalam hitungan detik.
Terlepas dari masalah-masalah ini, melihat komitmen yang diperlihatkan oleh Bluehole Studio, kami sendiri percaya bahwa studio yang satu ini tidak akan cukup “gila” untuk meninggalkan PUBG begitu saja. Penyempurnaan dan perbaikan di masa depan sepertinya jadi hal yang pasti. Yang jadi pertanyaannya kini adalah metode penarik keuntungan seperti apa yang akan mereka aplikasikan nantinya, apalagi mengingat harga rilis versi final yang tetap dipertahankan sama dengan versi Early Access yang terhitung terjangkau. Akankah mereka menjual Lootbox yang berisikan item kosmetik seperti DOTA 2 atau Overwatch? Ataukah kita akan berhadapan dengan sistem Season berbayar seperti halnya Rainbow Six: Siege? Kita tunggu saja.

Kesimpulan

Dengan harga terjangkau untuk sebuah game yang super populer dan mampu menawarkan waktu gameplay dari ratusan hingga ribuan jam tanpa mudah terasa repetitif, tidak ada alasan untuk tidak melirik game fenomenal dengan pengalaman multiplayer yang luar biasa yang satu ini.
Maka terlepas dari semua ketidaksempurnaan yang memang masih ia usung, Playerunknown’s Battlegrounds memang pantas tampil sebagai salah satu game fenomenal di tahun 2017 ini. Bahwa semua statistik fantastis yang berhasil ia hadirkan di sepanjang tahun ini adalah hasil sebuah kombinasi elemen solid sebagai sebuah game multiplayer berbasis online, bukan sekedar soal hype. Sebuah game action lugas yang meminta Anda untuk selamat dan bertahan hidup, dalam situasi petempuran yang tidak pernah sama, dengan sistem punishment yang begitu minim, gameplay adiktif, sistem lootbox yang hanya berisikan item kosmetik, dan dukungan update yang secara konsisten hadir. Diperkuat dengan harga yang terjangkau pula, ia seperti sebuah godaan yang terus memanggil isi dompet Anda untuk tidak hanya sekedar melirik, tetapi melompat keluar dan masuk ke dalam Steam untuk membuatnya bagian dari library game Anda pada akhirnya. Ia adalah hype yang memang sepadan.
Walaupun demikian, PUBG tetaplah sebuah game yang tidak sempurna. Ia akan berakhir jadi sebuah produk yang terus berevolusi bagi Bluehole Studio untuk terus diperbaiki dan dikembangkan di masa depan. Namun untuk saat ini, ada beberapa masalah yang memang pantas dibicarakan, dari ketidaksiapan server di jam sibuk, masalah cheater yang masih terus mendominasi bahan pembicaraan, hingga yang kami rasakan secara langsung – hitbox yang masih belum bisa diandalkan. Ada permasalahan signifikan juga pada sisi konten yang saat ini memang masih terhitung terbatas, walaupun secara potensial, bisa terus dikembangkan untuk menjadi beragam konten ekstra fantastis, dari sekedar item hingga mode gameplay yang baru.
Dengan harga terjangkau untuk sebuah game yang super populer dan mampu menawarkan waktu gameplay dari ratusan hingga ribuan jam tanpa mudah terasa repetitif, tidak ada alasan untuk tidak melirik game fenomenal dengan pengalaman multiplayer yang luar biasa yang satu ini. Semoga saja Bluehole Studio secara konsisten mempertahankan momentum ini dengan terus melibatkan komunitas untuk feedback itu sendiri.

Kelebihan

Gamer pemula yang sekedar penasaran bahkan bisa menikmatinya secara langsung selama ia sudah familiar dengan skema kontrol game third person shooter.
  • Desain audio yang fantastis
  • Pengalaman multiplayer yang seru dan menegangkan
  • Lugas
  • Butuh strategi untuk meraih kemenangan
  • Lootbox hanya berisikan item kosmetik saja
  • Harga yang cukup terjangkau
  • Mudah dikuasai oleh gamer pemula sekalipun

Kekurangan

Ini memang jadi game yang masih butuh banyak perbaikan dan penyempurnaan.
  • Masih tersisa masalah teknis
  • Butuh hitbox yang lebih akurat
Cocok untuk gamer: yang punya koneksi internet yang bisa diandalkan, butuh game multiplayer adiktif
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan pengalaman shooter realistis, tidak senang dengan pertempuran terbuka di area luas

Komentar

Postingan Populer